;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/sweden.gif Nurlailie Zhafirah: 2017

Jumat, 26 Mei 2017

Short Story- Visible Wealth




A pacifying sound  morning alarm, bird’s sound, made me woke up earlier today. Suddenly, I realized that tomorrow is Ramadhan and I jumped from my bed and opened my cupboard in a hurry to take a jacket, hijab and trousers. Then, I opened the door and  ran away from my room but I slipped my leg on the floor, between the crack of ceramic in which my leg a little bit unbalanced and I almost fell. Everyone in the living room  laughed at me, then I was trying smile to them ashamedly.

“What makes you in hurry, dear? You have to wash your face, I don’t think you have already woken up” Umi said.
“Hehe Umi, I don’t need to wash my face, I want to meet teh Meli right now, I can’t wait for this, seriously. But it won't take long time, I promise. I just want to tell her that Ramadhan is comeback!”
Umi was just silent with no expression in the corner of the room.
“So unfair! I’m also your older sister. Why don’t you tell me about that too?” said teh Fida who broke the silence and tried to tease me.
“What for? You have already known, teteh. Assalamu’alaikum everyone, I will comeback as soon as possible!”.
                                                                           ***
I got out from the house with a bit running and went to teh Meli’s house by my own. I thought about everything happened in the Ramadhan last year along the way. When I spent my Ramadhan so far away from my house, I preferred having iftar with my friend than myfamily. At that time, I went home rarely because I was so busy and had a bigger fish to fry in the out side. I had a reason for that. I liked being a busy person with so many responsibilities in my youth. I thougt I could spend my time with Umi, Abah, teh Meli and teh Fida later, ya… later. Because I was sure that they would understand.
                                                                            ***
Arriving at teh Meli’s house, it was very clean and fragrant. I was looking for the source of fragrant that I smelt around the house, oh I found it! It's because there are so many flowers around the house.

“Assalamu’alaikum teh, are you still slumbering in your house? It is very fragrant. Woaaa, you impressed me! By the way, wake up teh! Tomorrow is Ramadhan, we have to prepare our self for that." I said it slowly with a bit whispering.
"You have to help Umi to buy something in the market for supplies along Ramadhan, don't you? It's like what you did last year. I will help Umi cooking and preparing food for having iftar and saur." I said it loudly but she was still silent.

"for now on, I will be nice to teh Fida although she disturbed me as usual, like you ever said to me that we were siblings so we had to always loving each others. I will prove it teh, I promise. After that, I will accompany Abah to stay up all the night like you usually did." I kept talking in front of her house with hope she would immediately wake up .
"Teh, I was wondering why you wouldn’t  wake up although I had already promised that I would give my time to family in this time. Are you angry with me? What should I do?" 

I had no word to say anymore, no matter how hard I pushed myself to keep calm and continued talking but I always end up with the same condition, felt hurt.
In fact, I still felt like there was something beaten my heart and made it bleeding until now. I was in pain. I wanted to scream all the time because I got a nightmare everynight. I just wanted to see her, to stop my pain.

"Teh, everyone is really happy welcoming Ramadhan, so do I. But do you know what is the grievous thing about it? Knowing that Ramadhan is comeback, but you don't

                                                                               ***
I laid my head back down and I lifted my hands and prayed her. I swore, I would give my time and more attention to family right now. From her, I realized that the precious things in this world were not how famous you are or how high your position is. But it's about how you could give your time with family in your busy time. Your family is your visible wealth. Keep it. Don’t say I will give time to family later because later become never sometimes.

I said good bye to her and walked out from her house, I meant, her grave...






Minggu, 09 April 2017

Kejadian aneh di instagram #2


Keanehan terus berlanjut…

Suatu hari terlintas wajah ayah dalam pikiran saya.
Ayah yang sudah tua, sakit-sakitan dan mulai melemah raganya. Saya mulai berfikir, saya jarang berdoa untuk beliau, padahal ayah selalu berdoa untuk saya, berharap saya selalu sehat dan mendapat yang terbaik. Saya sedih sekali sekaligus terluka, untuk 2 menit berdoa setelah sholat untuk orang tua saja tak mampu, dan baru sadar kalau saya benar-benar miskin sejadi-jadinya, karena lemah akan iman.

Saya jarang dirumah karena sibuknya aktivitas kuliah, ngajar, organisasi. Pulang kerumah bisa dihitung jari dalam seminggu, beliau sakit saya masih sibuk di kampus, beliau kesepian sedangkan saya sibuk main dengan teman, ketika dirumah, beliau masak saya jarang makan karena sering memilih milih makanan (Ayah yang menjadi kepala keluarga sekaligus ibu bagi saya setahun terakhir ini, karena saya dan mama tidak satu rumah lagi oleh karena itu beliau memasak, menyiapkan keperluan saya menggantikan mama), sampai pernah saya memergoki kalau ayah sedang memandang masakan yang tidak saya makan dengan raut sedih.
Pada hari itu, zalim kedua saya, yang saya sadari.

YaAllah hati rasanya sakit sekali, seperti diremas…
Lalu saya mulai menangis terisak sepanjang malam, di usia yang sudah kepala dua saya masih menyusahkan beliau. Saya merasa gagal dan tidak bermanfaat bagi beliau. Sampai tiba-tiba teringat buku yang pernah saya baca  tentang seorang wanita yang menyeret ayahnya ke neraka karena tidak memakai jilbab. Setiap helai dari rambut yang terlihat oleh orang lain, maka dosanya bukan hanya pada milik wanita itu tetapi ayah, dan saudara laki-lakinya juga berdosa. Tetapi saya masih tenang saja, karena berfikir toh saya sudah berjilbab, jadi ayah dan adik saya tidak ikut menanggung dosa.
Setelah lelah menangis, saya mencari penghiburan di dunia maya, yakni instagram.

Keanehan kedua pun dimulai….
Muncul video yang menarik di explore instagram, entah rasanya jari saya tergerak untuk memutar video tersebut. Video itu adalah video ceramah seorang ustad, lagi-lagi seorang ustad.
Dalam videonya, beliau mengatakan bahwa “Apakah kamu sudah menggunakan jilbab dengan benar? Atau yang kamu gunakan bukan jilbab, tetapi sesuatu untuk membalut aurat dan membuatnya semakin jelas terlihat?” Deg! Hati saya deg-degan sangat kencang, dan saya yakin ini bukan deg-degan karena cinta (Hehe bercanda dulu)

Keesokkannya saat akan pergi ke kampus, saya berkaca dan memperhatikan bagaimana cara saya berbusana selama ini. Saya memperhatikan betul dari atas sampai bawah, saya memakai jeans yang ketat, kaos panjang yang tipis dan pendek sepinggang, jilbab yang tidak menutupi dada, dan tidak menggunakan kaos kaki. Trend busana masa kini sekali.
Saya lemas, ternyata gaya busana saya selama ini bukanlah busana yang islami, karena jilbab yang saya kenakan belum menutupi dada, dan pakaian yang saya pakaian belum panjang bahkan bisa dibilang “hanya membalut aurat”.
Saya teringat video itu, dan mulai kembali sedih. Inikah balasan saya terhadap ayah? Membuat dosa setiap kali saya melangkahkan kaki keluar dari rumah dan memamerkan aurat yang terbalut pakaian masa kini? YaAllah…
Saya enggan menyakiti hati beliau lagi, saya enggan membuat beliau masuk neraka gara-gara saya. Saya bertekad untuk berubah sedikit demi sedikit.

Saya yakin Allah akan membantu setiap orang yang mau berubah, menjadi muslimah yang sebenarnya.

                                    Ayah

To be Continued


Kejadian aneh di Instagram



Assalamu’alaikum ukhti sholihah, InsyaAllah kita semua selalu dalam perlindungan-Nya Aamiin. Kali ini saya akan bercerita tentang kejadian aneh yang saya alami di instagram.
•••
Saya suka sekali main instagram, melihat foto-foto orang lain yang bagus, video-video lucu yang menarik, sampai foto dan video yang sedang viral.
Kejadian aneh ini saya alami pada kurang lebih 1 bulan yang lalu, saat sedang berkelana di instagram saya menemukan video ceramah seorang ustad (Saya lupa namanya).
Saya putar videonya dan saya benar benar terpaku saat itu. Speechless. Bukan karena parasnya (Saya bahkan lupa seperti apa parasnya), bukan pula karena pakaiannya (yang saya ingat pakaian yang beliau pakai sangat sederhana).
Tetapi karena tutur bicaranya. Singkat. Padat. Menusuk hati.

Dalam isi ceramahnya beliau mengatakan bahwa “Tidak ada doa yang tidak dikabulkan Allah. Maka perbanyaklah doa, dan berkatalah yang baik karena sesungguhnya perkataan juga sebuah doa”
Beliau juga mengatakan bahwa “Kalau ada yang nanya kapan ini kapan itu, jawab yang tegas! Jangan cengengesan. Ini ditanya kapan umroh, cengengesan dengan alasan seribu macam, apalagi ditanya kapan nikah, bilang belum ada yang cocok stad, belum siap stad. Langsung saja jawab dengan tegas, tahun depan saya umroh, tahun depan saya nikah insyaAllah!”

Dalam hati, saya sempat mengiyakan. Loh iya juga….  Selama ini kalau ditanya kapan ini itu jawabnya selalu kemana mana, pantas saja saya masih begini hehe
Saya malu sendiri, sombong sekali saya jarang berdoa…
dan nyesek sendiri, jahat sekali saya berbicara hal-hal yang buruk terhadap orang lain padahal semua yang keluar dari mulut seseorang adalah sebuah doa.

Saya benar-benar tertampar melihat video itu, mengingat betapa banyak hal-hal yang sia sia keluar dari mulut saya.
Dari kejadian aneh itu, timbul niat dari hati saya, yaitu “Berkata yang baik atau diam”.

To be Continued