;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/sweden.gif Nurlailie Zhafirah: Seruncing serpihan kaca

Sabtu, 31 Mei 2014

Seruncing serpihan kaca


Serpihan serpihan runcing dari kaca itu mulai menata dirinya. Tak berharap apapun pada siapapun. Ia takut serpihannya yang runcing akan melukai tangan lembut orang lain yang hendak menyentuhnya, untuk membantunya merangkai serpihan menjadi kaca yang utuh.Ia hanya ingin kembali dan tak mau menjadi "serpihan" lagi. Ia ingin kembali utuh menjalani semua selayaknya tak pernah ada hal yang buruk yang menampar hidupnya.

Ia menata lagi, dan lagi.


Dia berharap tak pernah jadi serpihan, dia lebih memilih jika dipatahkan menjadi dua bagian. Karena sulit menata serpihan. Serpihan kaca itu tak akan pernah bisa menjadi kaca yang “utuh” kembali. Ia bisa tertata namun rapuh, dan bahkan dapat kembali hancur. Padahal jika hanya patah, ia tidak terlalu sulit untuk menyambung kedua bagian yang patah itu menjadi satu kesatuan, ia hanya rapuh ditengah bagian yang patah, tidak disemua bagian.

Dia bertanya pada dirinya sendri: Apalah arti menyesali semuanya, tanpa berbuat apa apa? Dan ia menasehati dirinya sendiri: boleh bersedih namun jangan berlarut, boleh terjatuh tapi harus bangkit.

Rupanya ia sudah menyadari.. Rupanya ia ingin kembali.

Ia memaki diri sendiri. Membakar semangatnya lagi yang dulu telah tenggelam karena keputus asaan dan kesedihan yang tak berujung.


Ikhlas memang tak semudah kedengarannya, lagipula apa salahnya mencoba walaupun berat dan banyak orang yang meragukannya?


Meski mereka bilang “tak mungkin” apa salahnya mencoba kembali menata serpihan kaca menjadi keca yang utuh lagi? Tak pernah akan tau bisa atau tidak bila terlalu pengecut untuk sekedar mencoba. Mungkin memang kaca itu akan “rapuh” tak sebaik dulu, namun…tak perlu takut jika ada yang ingin menghancurkannya lagi, sebab kaca itu tak bisa di hancurkan lagi karena ia sudah menjadi “serpihan”


Selalu ada pelangi dibalik hujan, percayalah..


Walaupun awan menyembunyikan mentari dan menggantinya dengan petir disiang mendung.

Tugasmu hanyalah percaya. Percaya bahwa suatu hari pelangi akan melukis langit lagi. Pasti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar