;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/sweden.gif Nurlailie Zhafirah: Sebuah persinggahan di ujung jalan

Rabu, 24 Juli 2013

Sebuah persinggahan di ujung jalan




Tulisan ini ku persembahkan untuk semua orang yang terlanjur terluka, oleh seseorang yang patah hatinya.

Jangan datang jika akhirnya aku hanyalah sebuah persinggahan.
Dan jangan pernah datang jika kau akhirnya berniat untuk pergi kembali.
Tolong, jangan datang jika niatmu hanya untuk menggores luka lama.

Dulu, ya dulu…
Dulu adalah kamu.
Kamu yang seakan seperti penolongku dikala aku terjatuh.
Sebagai pelindung disaat aku terasa sendirian, sebagai penghangat disaat hatiku mulai membeku.

Kau hadir membawa warna baru.
Kau hadir mengenalkan cinta yang putih.
Yaitu cinta yang tak satupun orang yang rela menodai suci lahirnya.

Kini kamu bukanlah kamu. 
Kamu berbeda.

Entah apa yang membuatku terbangun dari mimpi yang tiada akhir, tiada ujung, dan tiada tujuan ini.

Wanita mana yang rela hanya dijadikan sebuah persinggahan, sayang?
Wanita mana?
Wanita mana yang ikhlas hanya dijadikan sebuah mainan disaat kau jenuh?
Wanita mana?
Dan wanita mana yang rela pujaan hatinya membagi hati dengan mudahnya?
Wanita mana?

Aku terlalu lelah berharap.
Aku tidak lelah menunggu, asal kau tau.
Asalkan yang ku tunggu jelas adanya, dan tau kapan harus pulang.

Tapi jika apa yang aku tunggu tak kunjung datang, apakah aku harus terus menunggunya datang?
Sampai berapa lama?
Kamu tak pernah memberi kejelasan, memberi kejelasan bahwa harus berapa lama aku menunggu kamu pulang.

Kamu tak memberikan itu kan?
Seakan aku suka menunggu, seakan aku tak merasakan apa apa saat kau pergi, dan seakan aku....
Tak bisa merasakan sakitnya tergantikan.

Aku terlalu takut sendirian.
Aku juga takut dicapakkan.
Aku takut suatu saat terlalu cinta, terlalu sayang hingga berani menggantung harapan yang terlalu dalam dan pada akhirnya akan tetap sama, yaitu kamu kecewakan aku lagi, lagi.

Sekarang aku mengerti, sekarang aku mulai memahami. 
Bahwa aku bukanlah tujuan akhir dari perjalanan cintamu yang panjang dan berliku.
Aku adalah sebuah persinggahan dimana kamu dapat sesukanya singgah dan pergi.
Memberi dan membagi hati, tak semudah itu.
Cinta tak sebercanda itu.

Kau aggap aku mainan,
Kau anggap kenangan kita dalah angan.
Terimakasih telah menyadarkan wanita ini bahwa ia hanyalah persinggahan, bukan sebuah tujuan.

Kau tau? hatiku sudah patah, dan sekarang kau ingin membuatnya hancur menjadi kepingan?
Apa kau punya hati?
Apa kau pernah merasakan rasanya menguatkan diri mengumpulkan kepingan kepingan hatimu sendirian, pernahkah?

Berpindah hati  tak semudah kedengarannya, wahai pria
Karna aku bukan seorang pemain yang dengan mudahnya memberi hati ke semua orang seakan aku haus akan cinta, bukan!

Aku hanya merindukan “kita” yang dulu.
“kita” yang kini hanya tinggal “aku” tak ada lagi “kita” yang ada “kamu dan dia”

Jika memang aku harus melepasmu… berjanjilah padaku… jangan kembali lagi jika suatu saat aku berhasil menemukan pengganti, yang menjadikan ku sebagai tujuan akhir, dan bukan sebuah persinggahan diujung jalan.

Berjanjilah, agar aku dapat berhenti menunggu sesuatu yang tidak bisa digapai, dan tidak dapat disentuh.
Berjanjilah, sayang.
Berjanjilah atas nama kamu dan pendampingmu yang baru.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar