;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/sweden.gif Nurlailie Zhafirah

Jumat, 27 Januari 2023

Dont forget to thank your self, today.


Hiii, It’s me again, comeback after 3 years!😆

Journaling adalah salah satu healingku di usia ke 28 ini. Yup, I was turning 28 in dec last year.

Oh oke, mari kita mulai dari awal Januari 2022. Mengawali tahun 2022, banyak khawatirnya. Si overthinker ini memang banyak mempertimbangkan banyak hal.

Thinking about study a lot

Terkait study, berpikir lanjut sekolah tapi umur sudah 27. Terbesit apa relakan saja ya kemauan untuk lanjut sekolah? Karena sudah ketuaan dan toh lebih enak kerja karena dapat uang.

Saya sampai melakukan kalkulasi, kalau saya start kuliah umur 27 berarti selesai umur 29 atau 30. Tua banget, kapan nikahnya? Lol

Tapi setelah banyak memikirkan A-Z dan sadar kalau lanjut atau ga lanjut study, saya akan tetap bertemu umur 29, kan?

Yang jadi pembeda adalah versi saya umur 29 dengan ilmu yang terupgrade dan terus belajar, atau bukan.

Ortu juga udah kadung senang anaknya punya kemauan untuk belajar lagi. Jadi ya sudah, saya tidak mau mengecewakan ortu dan diri saya di masa depan.

I’ll thank me, later.

 

Awal kuliah struggling a lot!

Penghasilan pendidik yang cukup tapi ga seberapa dan mesti sisihin uang untuk bayar semesteran, agak terseok-seok yah aha ditambah habis ditipu teman uang belasan juta, uang tabungan jadi setipis tisu.

Tapi alhamdulillah,

Selama ada usaha dan doa, rezeki bisa datang dari mana saja.

Di awal kuliah juga sempet minder, karena teman-temannya ternyata dari background yang sudah oke dan karirnya pun settle. Ibarat anak bawang, itulah saya hehe.

Ditambah pemikiran mereka kritis sangat, kemampuan berdebat dan menyanggah pendapatnya gak kaleng-kaleng. Alhasil, makin mengecil saja nyali saya.

Tapi kemudian saya memberi pemahaman ke diri sendiri bahwa kami di sini sama-sama belajar, bukan untuk membuktikkan siapa yang “paling” dalam segala hal.

Focus on yourself.

Ketika saya ubah mindset saya di atas, saya jadi lebih bisa mengenali diri dan apa yang saya butuhkan dalam belajar. Saya jadi lebih fokus memberikan yang terbaik dalam proses perkuliahan. Orang yang saya anggap paling pintar di kelas pun minta salinan semua tugas dan UAS yang saya kerjakan sebagai referensi dia belajar, karena ia melihat saya mendapat nilai tinggi di perkuliahan. Wow, kembali saya sadar ternyata orang lain tau potensi saya, kecuali saya sendiri.

Alhasil, semester pertama I got my “A” di semua subject. Unpredictable but not surprise.

Next time jangan keras sama dirimu sendiri ya, Fira. Kamupun berharga.

 

Thinking about job a lot

Awal menjadi pendidik, saya paling takut kalau diminta mengajar kelas I SD. Kelas I menjadi momok sangat menyeramkan untuk saya. Bukan tanpa alasan, karena anak kelas awal masih belum terbentuk kepribadiaannya, rutinitasnya, aturannya, dan pola pikirnya. Intinya, PR si pendidik ini banyak sekali, karena anak belum memiliki kemampuan dasar penting dalam kehidupannya.

Memang dasarnya kita tidak boleh membenci segala sesuatu segala berlebihan ya, guys. Saya malah ditempatkan di kelas rendah selama 4 tahun! haha

Tahun awal stress berat, karena saya belum bisa membaca pola belajar anak kelas I, dan menentukan bagaimana cara bersikap. I cried almost everyday karena memang secapek itu! Haha

Tahu-tahu sudah tahun keempat, dan saya malah sesayang itu sama anak-anak hihi.

Setelah mengalami pasang surut mendidik, saya sadar bahwa kami sama-sama belajar. Banyak sekali hal yang saya bisa dipelajari dari anak. Bagi saya, anak adalah partner belajar.

 Sekarang saya sudah tidak lagi kacau atau gak karuan ketika dihadapi masalah, karena paham bahwa cara anak menyampaikan kebutuhannya berbeda-beda, dan setiap anak itu unik.

Pendidikan yang benar dan terarah membuat mereka lebih mudah mengenali dan membentuk pribadi menjadi sosok yang bermoral. Karena inti dari sebuah pendidikan adalah membuat anak menjadi versi terbaik dari dirinya. Seorang pendidik bertanggung jawab untuk itu.

 

Terima kasih sudah menjadi pendidik yang baik untukku ya, anak-anak. Terima kasih sudah mau berproses bersama Ibu guru.

 

Thingking about love a lot

Saya memiliki kepercayaan bahwa sumber kebahagian berasal dari orang yang saya sayang. Well, saya salah besar. Alhasil di tahun 2022, I got my biggest heart break.

Hubungan saya berakhir di pertengahan 2022, dan rasanya dunia jahat sekali. Saya tersakiti oleh ekspektasi sendiri. Saya kira dia yang terakhir, ternyata bukan.

Saya sempat merasa bodoh, tidak berguna, dan tidak pantas dicintai. Ada 1001 “kenapa” dan “andai saja” yang berputar di kepala saya. Isi kepala saya berisik sekali setiap hari.

Saya menyalahkan diri sendiri, self esteem saya anjlok pol selama pertengahan-akhir tahun. Saya hampir minum obat untuk menghilangkan rasa sakit, dan menjadwalkan janji temu ke psikolog. Karena saya pikir, saya membutuhkan bantuan professional.

Semua itu gak sampai terjadi, karena saya dikelilingi oleh keluarga dan teman yang sangat suportif. Mereka membantu saya dalam proses healing dan accepting.

Dalam prosesnya, saya menghabiskan banyak waktu membaca, journaling, bertemu banyak orang, dan melakukan afirmasi positif ke diri sendiri.

It’s okay to be hurt, you need it sometimes.

Saya berjanji ke diri sendiri, semua tentang rasa sakit berakhir di dec 22. Yup, I win.

I have been welcoming the new version of me, in the 2023.

Semua yang terjadi menjadi pelajaran berharga yang membuat saya menjadi pribadi yang lebih kuat dari sebelumnya. Setidaknya kini saya menyadari bahwa saya bertanggung jawab atas kebahagiaan saya sendiri, bukan orang lain.

 

In the end, I want to thank me again.

Thank u for standing up for yourself, always. 2022, accepted.



Minggu, 19 Januari 2020

Pengalaman menggunakan jasa Open Trip-Dieng

Nah rencana jalan-jalan ini sebenernya agak dadakan, karena memang saya dan teman saya butuh liburan. Tadinya saya memilih Bandung sebagai tempat liburan, tapi teman saya gak mau karena terlalu sering kesana. byebye makanan endess bandung:( 
 
Jadi saya beri opsi lain, ke Malang gimana? teman saya mau. Karena saya udah pernah ke Malang dan tau kalo private trip Malang itu biayanya berapa, saya iseng cari open trip Malang siapa tau lebih murah hehe
Eh dalam proses surfing di dunia maya, saya ketemu berbagai travel agent untuk ke Malang. Agak kurang puas sih, karena rata-rata destinasi wisatanya cuma ke daerah sekitaran bromo sedangkan saya maunya lebih hehe. Akhirnya cari open trip lain yang cover semuanya mulai dari transport, penginapan, makan, dan tempat wisata.

Ketemulah opentrip-Dieng funtrips. Btw, tadinya saya ga milih funtrips ini, tapi karena pas liat webnya terlihat terpercaya, saya berani deh lgsg bayar DP hari itu juga.
Balesnya juga fast response, dan abis bayar dp langsung dikirimin email invoicenya. Pokoknya untuk masalah kepercayaan, saya udah percaya banget walaupun baru pertama kali nyoba open trip.

D-day
Titik  kumpulnya itu di plaza festival tepatnya depan food colony, pertama memang agak bingung karena memang saya baru 2 kali ke plaza festival, jadi masih rabun dimana letak titik kumpulnya. Tapi pic dari opentrip dieng funtrips ini nelponin terus biar saya ga nyasar hehe akhirnya ketemu juga.
Berangkat pukul 21.00 naik Elf. Elfnya bagus, dan fasilitasnya lumayan lengkap. Tapi saya agak takut sih, karena biasanya kalau ke luar kota pakai mobil, saya pasti mabuk.
Kami sempat berhenti 2-3 kali selama perjalanan untuk ke kamar kecil, dan sholat. Selama hampir 8 jam lebih di jalan, saya merasa “Oh this is not bad” karena saya kira saya bakalan mabuk darat kalau terlalu lama di dalam mobil hehe.

Setelah sholat subuh, perjalannya yang sebenarnya dimulai. Jalan gak lurus lagi, tapi benar-benar berkelok-kelok dan ini berat banget untuk saya karena ini berlangsung selama hampir 2 jam lebih.
Teman-teman saya pun muntah, untungnya dia sudah menyiapkan plastik. Orang-orang di dalam mobil pun banyak yang mabuk.
Untungnya setelah 2 jam lebih sedikit, kami sampai di tujuan yeaay!

Day-2
Kami makan di Kedai Ongklok dekat Candi Arjuna. Nunggu makanannya luamaaa banget, untungnya kami bawa makanan yang dibeli di plaza festival semalam jadi gak kelaparan. Pas makanannya datang pun, saya agak kecewa. Karena soto yang saya kira bakalan asam dan segar yang bisa meredakan mabuk, eh malah manis hehe saya lupa kalau kami kini di Jawa. Tapi minuman pereda mabuknya memang top sih, yaitu susu jahe! love it so much.

Setelah makan, yang tadinya kami harus check in homestay dan istirahat sebentar, berubah jadi langsung ke tempat wisata. Dengan pertimbangan, karena sekarang musim hujan jadi takutnya kalau ke tempat wisatanya agak siang malah nanti hujan. Yasudah kami setuju saja, toh kami percaya tour guide lebih berpengalaman dengan hal kayak beginian.

Goes to Batu Ratapan Angin
Kalo diliat di media sosial, bagussss banget. Pas langsung ke tempatnya, ya bagus banget juga! Tempatnya dipenuhi dengan batu-batuan yang besar dan tinggi, kami mau naik dan foto disana, tapi takut. Jadi biarlah kami merelakan dapet foto bagus demi safety. Akhirnya kami cuma menikmati scenery dan mengambil beberapa foto. 

Kurang lebih begini kondisi batunya:

 

 
Pemandangan dari atas jembatan

Btw disana kami gak lama, hanya satu jam kurang. Karena setelah itu, ya hujan turun dan kami pergi ke tempat selanjutnya yaitu Dieng Plateau Theater. Disini kami nonton sejarahnya kota Dieng.

Habis dari batu ratapan angin dan dieng plateu theater, kami check in homestay. Dan another drama comes. Homestay yang udah dipesen ternyata penuh akhirnya kami dialihkan ke homestay lain yang kira kira kalau jalan 7 menitan sampai dari homestay awal. Untungnya homestaynya lumayan worth it untuk harga yang kami bayar. Jadi termaafkan untuk drama yang tadi hehe.

Homestay
Sampai di homestay kami bergantian mandi, airnya kayak es. Untung ada air hangatnya ya walaupun masih manual. Ohiya di Dieng memang dingin banget, jadi kalian harus maksain mandi air dingin supaya suhu badan kalian kurang lebih sama dengan suhu disana, jadi kalian ga begitu kedinginan setelahnya.

Habis mandi kami langsung ke titik berkumpul yang sudah ditentukan untuk berangkat ke Candi Arjuna. Dan, kami dengan pedenya ga bawa jaket, padahal orang lain make jaket dan syal yang tebal. Tapi walaupun dingin, kami ga terlalu kedinginan karena habis mandi air es jadinya suhu badan kami sudah menyesuaikan dengan suhu udara disana.

Candi Arjuna
At first I don’t expect too much. Pikirku, semua candi ya sama begitu bentukannya. Pas sampe, MasyaAllah saya pengen nangis. Hijau banget, dan udaranya bersih banget. Candi Arjuna jadi salah satu tempat favorit yang saya kunjungi di Dieng setelah batu ratapan angin.
Betah banget disini!

  
(Bersama Ika dan Basmah)

(Bersama kawan opentrip yang lain)

Kawah Sikidang
Setelah dari Candi Arjuna kami langsung cus ke Kawah Sikidang.
Tempatnya bagus. Dan banyak spot foto berbayar yang bagus-bagus. Tapi inget, harus bawa masker. Karena bau belerangnya benar-benar menyengat.


  

Setelah dari Kawah Sikidang, kami berkumpul dengan tour guide dan kawan opentrip yang lain. Tour guide memberikan informasi kalau Bukit Sikunir di pekan liburan akan sangat penuh seperti pasar. Dia memberikan opsi lain, bagaimana kalau kami pergi ke Batu Angkruk saja, disana juga tempat untuk melihat matahari terbit walaupun ga seindah di sikunir.

Ya sekali lagi, kami nurut saja. Walaupun dalam hati agak kecewa juga karena gak jadi ke sikunir.

D-day Batu Angkruk
If you have been visiting Bromo, Batu Angkruk jauuuh sekali dari keindahan matahari terbit di Bromo. Tapi di Batu Angkruk banyak spot foto yang bisa kami ambil, jadi ya tidak terlalu kecewa. Dan pemandangannya juga lumayan bagus, kok.
 
  
Setelah dari batu Angkruk kami dapat freetime sekitar 2 jam, kami menghabiskan waktu untuk packing dan berburu kuliner. Selama 2 hari di Dieng, saya kesulitan nafsu makan, karena saya picky-eater. Tapi, di hari terakhir kami di Dieng, kami baru merasakan enaknya masakan disana. Saya ingat nama kedainya, namanya kedai ongklok depan homestay Cempaka. Enak banget, saya pesan nasi goreng, mie ongklok sate ayam, dan sup iga sapi. Saya sampai bilang ke teman saya, “saya gak tau kalau mie ongklok seenak ini”.

Setelah makan, kami langsung menuju mobil untuk pulang ke Jakarta. Singkat sekali memang, liburan kami seperti main kejar kejaran dengan waktu. Tapi sekali lagi, ini open trip. Memang tidak bebas kalau masalah waktu, tapi keuntungannya adalah kami bisa hemat dan tidak nyasar di tempat baru.

Overall, saya puas ikut opentrip funtrips. Terlebih pas saya tau kalau di hari saya ga jadi ke sikunir, disana penuh dengan orang-orang yang mau melihat matahari terbit sambil berdesakan. MasyaAllah untung saya gak jadi kesana, bersyukur deh jadinya hehe. Terima kasih mas tour guide yang sudah memberikan opsi ke kami untuk ke Batu Angkruk saja daripada ke Sikunir. Kalau jadi ke Sikunir, ga kebayang deh. Bisa jadi kami cuma dapat foto kerumunan orang saja hehe.

Rabu, 02 Januari 2019

Dwi's Bridal Shower


Dwi Sartika Sari


In frame: (Dari kiri ke kanan) Ika, Arin, Dwi, Basmah, Fira.


Keluarga Besar (Girl Squad)


Ciputat, 2 Januari 2018


Time Lapse 

Senin, 31 Desember 2018

Women Stuff #White Musk Fragrance Mist Brume Parfumee Review from Body Shop




Bulan lalu, aku belanja di Body Shop. Niat awalnya cuma mau beli body lotion aja, tapi pas sampe disana malah kegoda sama parfumenya. Sebenernya aku bukan tipe yang addicted banget untuk masalah parfume, biasanya pun aku ga pake parfume, tapi pas diinget aku tuh sering banget aktifitas lama di luar ruangan, jadi parfume memang sebenarnya kebutuhan untuk mereduce bau asap.

Nah tibalah memilih milih parfume, karena di Body Shop lebih banyak menjual produk dengan wangi varian buah, aku mau coba cari yang beda. Nah saat itu aku minta tolong sama mbak nya untuk cariin parfume yang wanginya mendekati wangi sabun, dipilihin lah White Musk Fragrance Mist Brume Parfumee ini sama mbaknya, harganya Rp. 209.000. Pas aku coba, wanginya jauh dari wangi sabun, beda. Tapi aku tetep putusin buat beli parfume ini mengingat aku memang lagi butuh parfume.

Pas sampe rumah, sempet nyesel kenapa beli parfume sampe dua ratusan ribu yang padahal aku ga suka wanginya. Pengalaman yang sudah-sudah, wangi parfume paling bertahan satu jam aja, tapi pas aku pake parfume ini, wanginya lumayan tahan lama, aku jadi suka! dan parfume ini nempel banget di baju, aku pakein parfume di jaketku, sampe beberapa hari kemudian wanginya masih ada.

Kelebihan lainnya adalah wangi parfume ini ga terlalu kuat sampe yang bisa bikin enek gitu, tapi malah nyegerin. Untuk harga dua ratus ribuan, parfume ini sangat worth it dipakai.

Keseluruhan aku puas milih White Musk Fragrance Mist Brume Parfumee sebagai parfume aku sekarang. Karena wanginya awet dan sangat segar. Kalau kamu, pilih pakai parfume apa?

Sabtu, 29 Desember 2018

24


25 Desember 2018 (With Keluarga Besar)



9 Desember (With Forca)





8 Desember 2018 (With Boyot)




Minggu, 02 Desember 2018

Kenalan lagi yuk!




Halo, Assalamu’alaikum... setelah diingat-ingat sepertinya saya belum pernah berkenalan dengan benar ya, hehe.
   1. Nama panggilannya siapa sih?
Normalnya, Fira^^ tapi saya punya banyak nama panggil nih. Kalau teman baik smp biasanya memanggil saya dengan sebutan nenek, bukan karna saya seperti nenek-nenek ya, jadi saya punya gank waktu smp, dan membernya diberi nama panggilan dengan nama-nama keluarga seperti uyut, nenek, ibu, tante, cucu, cicit. Dan saya randomly dapetnya “nenek” haha.
Nah, kalau teman kelas waktu SMA, biasa panggil saya dengan sebutan “mem”. Sebutan ini saya dapatkan karena (katanya) saya sabar dan mengayomi seperti seorang ibu, asik... kan jadi enak ya? haha
Kalau kolega kampus beda lagi nih, mereka biasanya panggil saya “piwa” yang merupakan plesetan dari kata “fira”. Kalau teman baik kampus saya biasa panggil saya piwa/tante/umi. Banyak banget ya? haha
Tapi overall, saya paling suka dipanggil “Piwa” daripada nama panggilan lain^

   2. Suka makan apasih?
Yang pedes asin terus manis, abis itu pedes asin lagi, terus makan yang manis lagi hehe ohiya + semua olahan keju karna itu fav banget!

   3. Makanan yang paling ga disuka?
Bagian daging yang kenyel kaya kulit ayam, tetelan, ampela, ceker, dll.

   4. Apa warna fav?
Saya suka banget warna yang gelap, karna terlihat sederhana tapi elegan contohnya warna biru dongker, abu-abu, dan hitam. Lemari baju saya dominan 3 warna tersebut. Ohiya tapi pengecualian untuk warna biru, saya suka semua jenis biru, seperti biru stabilo, dan biru muda.

   5. Punya film yang selalu jadi fav gak sih?
Punya dong!! Harry Potter (So sad, udah tamat filmnya T.T)

   6. Genre film apa sih yang disuka dan paling tidak disuka?
Genre paling disuka itu action/film tentang detektif gitu, yang paling ga disuka thriller! karena saya paling ga suka liat kekerasan dan darah-darahan yang bener-bener di ekspos gitu. Moto saya: Lebih baik nonton horror daripada thriller, hehe.

   7. Introvert atau Ektrovert?
Si introvert yang suka bersosialisasi.

   8. Hal yang paling disuka dan dibenci?
Hal yang paling disuka adalah suasana ketika hujan turun, kumpul dengan orang-orang terdekat, dan punya waktu untuk sendirian. Hal yang paling dibenci adalah diremehkan, tidak dipercaya, dan dibuat menunggu tanpa kejelasan.

   9. Kisah-kisah sedih yang ditulis dalam blog kamu, dari pengalaman pribadi ya?
Lebih tepatnya pengalaman pribadi dan orang lain yang disesuaikan. Eh tapi banyak yang fiktif juga kok. Karena saya orangnya random suka buat tulisan yang sedih-sedih gitu padahal hati selalu senang kok, InsyaAllah:"D

  10. Lulusan Univ manakah?
 UIN JKT angkatan 2013 jurusan PGSD.

  11.Kenapa memilih jadi guru SD?
Saya ingin seperti ibu saya. Alasan lainnya adalah saya suka anak-anak dan saya menyadari bahwa masa SD adalah masa emas anak itu ada. Saya gak mau anak-anak saya, dan anak- anak generasi di masa depan diajarkan oleh guru yang tidak kompeten saat mereka SD. Karena dampaknya bila salah tanam konsep saat masa emas anak, mereka akan terus membawanya sampai besar. Oleh karena itu, saya bertekad menjadi guru SD yang ingin menanamkan nilai-nilai baik dan benar yang akan berguna di masa depan anak.

  12. Apa prioritasmu utamamu?
Keluarga, yang lain nomer setelahnya.

  13. Dari kapan suka nulis, dan kenapa suka nulis?
2012. Awalnya kenapa saya menulis, karena saya sering jadi tempat curhat teman-teman disekeliling saya. Dan saya ingin tulisan saya dapat menjadi jawaban atas segala keresahan mereka. Semenjak itu saya suka menulis, dengan tujuan, kalau lisan tidak dapat mengucapkannya, setidaknya tulisan dapat membahasakannya.

Ya sekian perkenalannya dari saya, semoga yang tidak kenal menjadi kenal, dan yang sudah kenal jadi makin mengenal hehe karena istilah “Tak kenal maka tak sayang” itu benar adanya!^^

Selasa, 20 November 2018

Teruntuk Ia yang namanya selalu ku sebut




Tuhan, apa kau ingat? Aku selalu menengadah tangan dan memohon, agar jangan sampai kau “jatuhkan” aku pada orang yang salah.
Tuhan, apa kau ingat? Aku selalu takut untuk berharap pada sesuatu selain diriMu yang bisa membuatku kehilangan arah.
Tuhan, apa kau ingat? Aku tidak mengenal Aku yang sekarang. Karena Aku yang sekarang mulai lupa, mulai goyah.

Sebuah pertemuan adalah takdirMu yang tak pernah seorang pun tau.
Aku pun yakin bahwa hadirnya merupakan takdir yang harus ku hadapi walau aku tak mau.
Aku mulai yakin bahwa ia untuk ku, dan aku mulai berharap bahwa kelak ia milikku.
Lalu aku mulai tersadar bahwa Kau lah penulis naskah kehidupan terbaik, sedang aku hanyalah pemain yang harus terbiasa menanti dan menunggu.

Aku mulai berdoa, jika memang ia yang terbaik untuk ku maka dekatkanlah.
Aku berdoa lagi, jika memang ia untuk ku maka permudahlah.
Aku berdoa kembali, jika memang bukan ia maka buang rasa harap ini dan jauhkanlah.

Lalu Kau jabbah semuanya, Kau jauhkan aku dengannya.
Tapi apa Kau lupa? Bahwa doaku ada dua.
Ia telah jauh, tapi harapku masih menetap dan membuat luka.
Tuhan, jika boleh ku pinta satu hal lagi, aku dengan tulus berdoa...

Jika memang ia telah memilih pergi, tolong pastikan ia tidak sendiri lagi...


Selasa, 18 September 2018

Parenting #1 observing mymom about how to be good parent




Saya besar dan tumbuh dalam didikan orangtua yang Alhamdulillah luar biasa. Ibu saya seorang guru yang sekarang menjadi ibu rumah tangga karena suatu alasan.
Tumbuh dalam kasih sayang ibu adalah hal yang saya selalu syukuri dari kecil sampai sekarang. Jika ada yang bertanya siapa orang yang menjadi role model saya, saya akan cepat menjawab “Ibu saya”, kalau ada yang bertanya jika diberikan satu kesempatan untuk menjadi orang lain, saya akan menjawab “Ibu saya”, jika ada yang bertanya mengapa saya ingin menjadi guru padahal gajinya sedikit, saya akan menjawab “Saya ingin seperti ibu saya”.

Iya...sebegitu besarnya dampak sosok seorang ibu dalam hidup saya. Dan saya akan bercerita mengapa beliau mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk pribadi dan masa depan saya.

   1.Beliau tidak pernah meminta tolong sesuatu kecuali dia benar benar tidak bisa mengurusnya sendiri.
Suatu hal biasa jika seorang anak turut membantu ibunya dalam mengerjakan tugas-tugas di rumah. Namun bagaimana caranya membuat anak sadar secara sendirinya untuk membantu tanpa harus disuruh?
Ibu saya berpegang teguh bahwa dia tidak akan menyuruh anaknya untuk hal-hal yang masih dapat ia urus sendiri. Tapi tahukah kalian bahwa cara ini ternyata lebih berhasil membuat saya mempunyai kesadaran untuk membantu tanpa diminta.
Alasan terutama mengapa saya membantu karena saya mengamati ibu saya mengerjakan segala seuatu sendirian walupun ia begitu lelah, saya kasihan dan timbul kesadaran bahwa ibu bukan satu-satunya orang yang bertanggung jawab dalam urusan RT, kedua, saya merasa dihargai jika membantu ibu, karena beliau selalu memuji atau mengucapkan terimakasih setelah saya membantunya.
Mungkin terkesan sangat klise, tapi percayalah bahwa menyuruh anak dengan cara berteriak dan memarahi mereka untuk membantu tugas di rumah, membuat anak semakin tidak ingin membantu karena merasa menjadi beban atau tidak dihargai.

   2. Beliau mengatakan “tolong”, “maaf” dan “terimakasih”
Tahukah anda bahwa ketiga kata diatas adalah kata-kata yang sederhana namun paling susah diungkapkan? itulah mengapa kata-kata tersebut disebut kata-kata ajaib karena melalui kata-kata tersebut, seseorang dapat merasa dihargai, dianggap keberadaannya dan merasa istimewa.

   3. Beliau memperlakukan anaknya sebagai teman, sahabat, dan guru.
Beliau mengerti bahwa seyogyanya anak usia bayi sampai sd adalah usia dimana anak diperlakukan sebagai raja yang apa saja harus dituruti, smp anak diperlakukan seperti teman yang dididik seperti militer yang diberikan berbagai peraturan, dan sma  sampai dewasa, anak diperlakukan seperti sahabat.
Alasan mengapa saya, adik dan kakak saya lebih dekat ke ibu karena beliau memperlakukan kami sebagai seorang sahabat. Beliau mendengarkan cerita kami, menyukai apa yang kami sukai dan memberi solusi terhadap masalah-masalah kami sekecil apapun, bercanda dengan kami dan tidak segan mencubit, memukul atau menjambak saat bercanda. Tapi hal itulah yang membuat kami nyaman menceritakan apapun ke beliau karena beliau seperti sahabat.

   4. Beliau tahu kapan harus tegas, marah, atau bercanda.
Seperti yang saya jelaskan di poin 3, bahwa beliau memperlakukan anaknya seperti sahabat dan bercanda-canda. Namun bukan berarti beliau tidak tegas dan tidak pernah marah terhadap anaknya. Beliau akan marah bila anaknya melakukan kesalahan, namun semarah apapun beliau, ia tidak pernah berkata kasar/meninggikan suaranya/main tangan. Ketika beliau marah, beliau membuat anak-anaknya berpikir bahwa yang mereka lakukan memang salah, sehingga marahnya beliau tetap membawa manfaat bagi anaknya bukan hanya sekedar angin lalu saja. Beliau tidak terlalu sering marah karena beliau percaya bahwa “Semakin orang tua banyak menasehati/memarahi anaknya, maka anaknya akan menjadi kebal saran (tidak mendengarkan sama sekali)”

   5.Beliau pantang membanding-bandingkan
Ketika beliau marah, beliau tidak pernah membandingkan anaknya dengan anak orang lain atau dirinya. Beliau mempunyai pandangan bahwa membanding-bandikan orang lain adalah hal yang tidak dewasa & tidak bertanggungjawab, karena semua anak itu berbeda, mereka mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing yang tidak bisa disamaratakan.

   6. Beliau cerdas
Mempunyai ibu yang cerdas merupakan suatu keuntungan, karena kata-katanya akan lebih mudah dipercaya dibanding dengan mengandalkan “kata orang” saja. Beliau dapat menjadi guru konseling anaknya, guru berbagai macam pelajaran dan pastinya membuat anak-anaknya juga cerdas seperti beliau.

   7. Beliau problem solver terbaik
Saat sedang ada masalah keluarga, beliau menyelesaikannya tanpa melibatkan emosi (re: marah, kesal yang bisa memperkeruh suasana), sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik dengan suasana yang baik pula.

   8. Beliau mengerti tentang psikologi anak
Karena memang beliau lulusan keguruan, dan mempunyai pengalaman mengajar di SD cukup lama, sehingga beliau mengerti tentang psikologi anak-anaknya. Contohnya: ketika pulang sekolah, jika ada hal yang ingin ia sampaikan/tanyakan, beliau akan menunggu sampai anaknya beristirahat sebentar, makan, dan lain-lain. Karena beliau tau saat pulang sekolah anak dalam keadaan lelah fisik dan mental sehingga menanyakan sesuatu apalagi memberikan teguran bukan hal yang tepat untuk dilakukan. Contoh lainnya adalah beliau tidak memotong pembicaraan karena beliau mengerti bahwa memotong pembicaraan adalah hal yang egois, contoh selanjutnya ketika mood anaknya sedang tidak baik, beliau akan memberikan waktu sendiri untuk anaknya, saat moodnya sudah membaik, beliau baru bertanya apa yang terjadi.

   9. Beliau menghargai setiap urusan pribadi anaknya
Mempunyai anak-anak yang sudah beranjak dewasa berarti harus siap untuk dinomer duakan, mungkin ini adalah prinsip ibu saya. Beliau tidak pernah menuntut anak-anaknya untuk menyediakan waktu untuk beliau karena beliau tau bahwa anaknya mempunyai urusan pribadi masing-masing yang lebih penting daripada di rumah. Beliau akan mengizinkan anak-anaknya untuk sibuk di luar seperti organisasi, acara kelas, atau sekedar reuni sekolah.

  10. Beliau tidak menyuruh, melainkan memberi contoh
Poin nomer 10 ini adalah yang palingggg saya kagumi dari ibu saya. Daripada harus menyuruh beliau lebih suka memberi contoh. Prinsip beliau adalah jika guru itu di gugu dan ditiru, maka orang tua seharusnya juga demikian. Karena pada hakekatnya orang tua merupakan seorang guru bagi anak-anaknya.
Misalnya beliau selalu sholat tepat waktu dan membaca qur’an selepas magrib, beliau mengucap salam ketika pergi dan pulang ke rumah, beliau tidak pernah membiarkan rumah berantakan, beliau selalu memberikan energi positif ke keluarganya seperti selalu terlihat bahagia, beliau tidak segan menyapa tetangga atau bahkan menyapa orang yang belum beliau kenal. Hal-hal sederhana seperti itu nampaknya memberikan efek yang luar biasa terhadap terbentuknya kepribadian anak-anaknya terutama saya.

Dari beliau saya sadar bahwa untuk menjadi guru yang baik ada sekolah dan ilmunya, tetapi untuk menjadi ibu yang baik tidak ada sekolahnya namun bukan berarti tidak ada ilmunya. Ilmu mendidik anak yang baik dan benar bisa didapatkan dengan cara sering membaca buku tentang parenting dan psikologi anak serta pentingnya sharing tentang parenting ke orang-orang yang mengerti tentang anak dan keluarga.
Karena percayalah, “berhasil” atau tidaknya seorang anak, tergantung bagaimana cara orangtua  mendidik mereka sedari kecil.