;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/sweden.gif Nurlailie Zhafirah: November 2018

Selasa, 20 November 2018

Teruntuk Ia yang namanya selalu ku sebut




Tuhan, apa kau ingat? Aku selalu menengadah tangan dan memohon, agar jangan sampai kau “jatuhkan” aku pada orang yang salah.
Tuhan, apa kau ingat? Aku selalu takut untuk berharap pada sesuatu selain diriMu yang bisa membuatku kehilangan arah.
Tuhan, apa kau ingat? Aku tidak mengenal Aku yang sekarang. Karena Aku yang sekarang mulai lupa, mulai goyah.

Sebuah pertemuan adalah takdirMu yang tak pernah seorang pun tau.
Aku pun yakin bahwa hadirnya merupakan takdir yang harus ku hadapi walau aku tak mau.
Aku mulai yakin bahwa ia untuk ku, dan aku mulai berharap bahwa kelak ia milikku.
Lalu aku mulai tersadar bahwa Kau lah penulis naskah kehidupan terbaik, sedang aku hanyalah pemain yang harus terbiasa menanti dan menunggu.

Aku mulai berdoa, jika memang ia yang terbaik untuk ku maka dekatkanlah.
Aku berdoa lagi, jika memang ia untuk ku maka permudahlah.
Aku berdoa kembali, jika memang bukan ia maka buang rasa harap ini dan jauhkanlah.

Lalu Kau jabbah semuanya, Kau jauhkan aku dengannya.
Tapi apa Kau lupa? Bahwa doaku ada dua.
Ia telah jauh, tapi harapku masih menetap dan membuat luka.
Tuhan, jika boleh ku pinta satu hal lagi, aku dengan tulus berdoa...

Jika memang ia telah memilih pergi, tolong pastikan ia tidak sendiri lagi...