;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/sweden.gif Nurlailie Zhafirah: September 2018

Selasa, 18 September 2018

Parenting #1 observing mymom about how to be good parent




Saya besar dan tumbuh dalam didikan orangtua yang Alhamdulillah luar biasa. Ibu saya seorang guru yang sekarang menjadi ibu rumah tangga karena suatu alasan.
Tumbuh dalam kasih sayang ibu adalah hal yang saya selalu syukuri dari kecil sampai sekarang. Jika ada yang bertanya siapa orang yang menjadi role model saya, saya akan cepat menjawab “Ibu saya”, kalau ada yang bertanya jika diberikan satu kesempatan untuk menjadi orang lain, saya akan menjawab “Ibu saya”, jika ada yang bertanya mengapa saya ingin menjadi guru padahal gajinya sedikit, saya akan menjawab “Saya ingin seperti ibu saya”.

Iya...sebegitu besarnya dampak sosok seorang ibu dalam hidup saya. Dan saya akan bercerita mengapa beliau mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk pribadi dan masa depan saya.

   1.Beliau tidak pernah meminta tolong sesuatu kecuali dia benar benar tidak bisa mengurusnya sendiri.
Suatu hal biasa jika seorang anak turut membantu ibunya dalam mengerjakan tugas-tugas di rumah. Namun bagaimana caranya membuat anak sadar secara sendirinya untuk membantu tanpa harus disuruh?
Ibu saya berpegang teguh bahwa dia tidak akan menyuruh anaknya untuk hal-hal yang masih dapat ia urus sendiri. Tapi tahukah kalian bahwa cara ini ternyata lebih berhasil membuat saya mempunyai kesadaran untuk membantu tanpa diminta.
Alasan terutama mengapa saya membantu karena saya mengamati ibu saya mengerjakan segala seuatu sendirian walupun ia begitu lelah, saya kasihan dan timbul kesadaran bahwa ibu bukan satu-satunya orang yang bertanggung jawab dalam urusan RT, kedua, saya merasa dihargai jika membantu ibu, karena beliau selalu memuji atau mengucapkan terimakasih setelah saya membantunya.
Mungkin terkesan sangat klise, tapi percayalah bahwa menyuruh anak dengan cara berteriak dan memarahi mereka untuk membantu tugas di rumah, membuat anak semakin tidak ingin membantu karena merasa menjadi beban atau tidak dihargai.

   2. Beliau mengatakan “tolong”, “maaf” dan “terimakasih”
Tahukah anda bahwa ketiga kata diatas adalah kata-kata yang sederhana namun paling susah diungkapkan? itulah mengapa kata-kata tersebut disebut kata-kata ajaib karena melalui kata-kata tersebut, seseorang dapat merasa dihargai, dianggap keberadaannya dan merasa istimewa.

   3. Beliau memperlakukan anaknya sebagai teman, sahabat, dan guru.
Beliau mengerti bahwa seyogyanya anak usia bayi sampai sd adalah usia dimana anak diperlakukan sebagai raja yang apa saja harus dituruti, smp anak diperlakukan seperti teman yang dididik seperti militer yang diberikan berbagai peraturan, dan sma  sampai dewasa, anak diperlakukan seperti sahabat.
Alasan mengapa saya, adik dan kakak saya lebih dekat ke ibu karena beliau memperlakukan kami sebagai seorang sahabat. Beliau mendengarkan cerita kami, menyukai apa yang kami sukai dan memberi solusi terhadap masalah-masalah kami sekecil apapun, bercanda dengan kami dan tidak segan mencubit, memukul atau menjambak saat bercanda. Tapi hal itulah yang membuat kami nyaman menceritakan apapun ke beliau karena beliau seperti sahabat.

   4. Beliau tahu kapan harus tegas, marah, atau bercanda.
Seperti yang saya jelaskan di poin 3, bahwa beliau memperlakukan anaknya seperti sahabat dan bercanda-canda. Namun bukan berarti beliau tidak tegas dan tidak pernah marah terhadap anaknya. Beliau akan marah bila anaknya melakukan kesalahan, namun semarah apapun beliau, ia tidak pernah berkata kasar/meninggikan suaranya/main tangan. Ketika beliau marah, beliau membuat anak-anaknya berpikir bahwa yang mereka lakukan memang salah, sehingga marahnya beliau tetap membawa manfaat bagi anaknya bukan hanya sekedar angin lalu saja. Beliau tidak terlalu sering marah karena beliau percaya bahwa “Semakin orang tua banyak menasehati/memarahi anaknya, maka anaknya akan menjadi kebal saran (tidak mendengarkan sama sekali)”

   5.Beliau pantang membanding-bandingkan
Ketika beliau marah, beliau tidak pernah membandingkan anaknya dengan anak orang lain atau dirinya. Beliau mempunyai pandangan bahwa membanding-bandikan orang lain adalah hal yang tidak dewasa & tidak bertanggungjawab, karena semua anak itu berbeda, mereka mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing yang tidak bisa disamaratakan.

   6. Beliau cerdas
Mempunyai ibu yang cerdas merupakan suatu keuntungan, karena kata-katanya akan lebih mudah dipercaya dibanding dengan mengandalkan “kata orang” saja. Beliau dapat menjadi guru konseling anaknya, guru berbagai macam pelajaran dan pastinya membuat anak-anaknya juga cerdas seperti beliau.

   7. Beliau problem solver terbaik
Saat sedang ada masalah keluarga, beliau menyelesaikannya tanpa melibatkan emosi (re: marah, kesal yang bisa memperkeruh suasana), sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik dengan suasana yang baik pula.

   8. Beliau mengerti tentang psikologi anak
Karena memang beliau lulusan keguruan, dan mempunyai pengalaman mengajar di SD cukup lama, sehingga beliau mengerti tentang psikologi anak-anaknya. Contohnya: ketika pulang sekolah, jika ada hal yang ingin ia sampaikan/tanyakan, beliau akan menunggu sampai anaknya beristirahat sebentar, makan, dan lain-lain. Karena beliau tau saat pulang sekolah anak dalam keadaan lelah fisik dan mental sehingga menanyakan sesuatu apalagi memberikan teguran bukan hal yang tepat untuk dilakukan. Contoh lainnya adalah beliau tidak memotong pembicaraan karena beliau mengerti bahwa memotong pembicaraan adalah hal yang egois, contoh selanjutnya ketika mood anaknya sedang tidak baik, beliau akan memberikan waktu sendiri untuk anaknya, saat moodnya sudah membaik, beliau baru bertanya apa yang terjadi.

   9. Beliau menghargai setiap urusan pribadi anaknya
Mempunyai anak-anak yang sudah beranjak dewasa berarti harus siap untuk dinomer duakan, mungkin ini adalah prinsip ibu saya. Beliau tidak pernah menuntut anak-anaknya untuk menyediakan waktu untuk beliau karena beliau tau bahwa anaknya mempunyai urusan pribadi masing-masing yang lebih penting daripada di rumah. Beliau akan mengizinkan anak-anaknya untuk sibuk di luar seperti organisasi, acara kelas, atau sekedar reuni sekolah.

  10. Beliau tidak menyuruh, melainkan memberi contoh
Poin nomer 10 ini adalah yang palingggg saya kagumi dari ibu saya. Daripada harus menyuruh beliau lebih suka memberi contoh. Prinsip beliau adalah jika guru itu di gugu dan ditiru, maka orang tua seharusnya juga demikian. Karena pada hakekatnya orang tua merupakan seorang guru bagi anak-anaknya.
Misalnya beliau selalu sholat tepat waktu dan membaca qur’an selepas magrib, beliau mengucap salam ketika pergi dan pulang ke rumah, beliau tidak pernah membiarkan rumah berantakan, beliau selalu memberikan energi positif ke keluarganya seperti selalu terlihat bahagia, beliau tidak segan menyapa tetangga atau bahkan menyapa orang yang belum beliau kenal. Hal-hal sederhana seperti itu nampaknya memberikan efek yang luar biasa terhadap terbentuknya kepribadian anak-anaknya terutama saya.

Dari beliau saya sadar bahwa untuk menjadi guru yang baik ada sekolah dan ilmunya, tetapi untuk menjadi ibu yang baik tidak ada sekolahnya namun bukan berarti tidak ada ilmunya. Ilmu mendidik anak yang baik dan benar bisa didapatkan dengan cara sering membaca buku tentang parenting dan psikologi anak serta pentingnya sharing tentang parenting ke orang-orang yang mengerti tentang anak dan keluarga.
Karena percayalah, “berhasil” atau tidaknya seorang anak, tergantung bagaimana cara orangtua  mendidik mereka sedari kecil.