Senyum itu...
Sepertinya tak pernah
sirna dari wajahmu
Senyum yang kau goreskan
di wajahmu untuk menyembunyikan segala rasa letih dan lelah yang menghinggapi
setiap hari
Tapi… letihmu, lelahmu
seakan tak mampu mengalahkan kuatmu, Ibu
Kesal, marah, bantahan
terlampau sering kami luapkan kepadamu
Tapi engkau, Ibu..
Tak pernah marah, tak
pernah benci kepada kami, anak anakmu
Anak anakmu yang kadang
terlalu sering membuat hatimu sakit
Membuat kau menangis
karena tingkah kami yang begitu tidak dewasa
Tapi, Ibu…
Hatimu terlalu putih,
terlalu tulus mencintai kami
Tanpa mengharap balas,
tanpa mengeluh dan mengharap apapun itu
Cinta dan kasih mu bagai
air yang mengalir,
Bagai sinar mentari yang
tiada letih menerangi
Kau adalah semangatku, Ibu
Kau adalah alasan mengapa
aku harus terus berlari mengejar asa
Kau adalah orang yang
paling aku sayangi, walau kadang bibir tak mampu mengucap
Terimakasih Ibu, untuk
segalanya, untuk rasa sayangmu yang tak pernah putus
Terimakasih aku siratkan
dalam sebuah tulisan walau hanya sekedar puisi
Puisi untukmu, Ibu..
tercinta.